Kesenian
merupakan produk budaya suatu bangsa, semakin tinggi nilai kesenian satu bangsa
maka semakin tinggi nilai budaya yang terkandung didalamnya. Kesenian sebagai
salah satu bagian penting dari kebudayaan tidak pernah lepas dari masyarakat,
sebab kesenian merupakan sarana untuk mewujudkan segala bentuk ungkapan
kreatifitas manusia.
Ensiklopedia
Indonesia “seni merupakan penciptaan dari segala macam hal atau benda yang
karena keindahan bentuknya senang orang melihat dan senang mendengarnya”
(Soedarso Sp, 2006: 66).
Pendapat
di atas menjelaskan bahwa seni adalah ungkapan batin manusia berupa ide/gagasan
yang diwujudkan dalam sebuah karya. Bentuknya baik dalam wujud rupa, suara
maupun wujud gerak. Seni juga suatu wujud benda yang memiliki nilai keindahan
di dalamya baik penglihatan maupun pendengaran. Jadi, seorang seniman dalam
melahirkan karya seni harus mampu melahirkan nilai keindahan dalam karyanya.
Seni
sangat erat hubungannya dengan kreatifitas, dalam menciptakan suatu karya
seniman dituntut memiliki kreatifitas agar karya yang dilahirkan berkualitas.
Berkualitas adalah karya seni yang kreatif, inovatif dan tidak pernah
diwujudkan sebelumnya dan dapat diterima oleh masyarakat. Kreatifitas merupakan
kegiatan mental yang sangat individual, merupakan manifestasi kebiasaan manusia
sebagai individu. Manusia yang kreatif adalah manusaia yang menghayati dan
menjalankan kebebasan dirinya secara mutlak. Orang yang kreatif selalu dalam
kondisi kacau, ricuh, kritis, gawat, mencari-cari, mencoba menemukan sesuatu
yang pernah dari tanan budaya yang pernah dipelajarinya (Jakob Sumardjo, 2000:
80).
Kebudayaan
adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa dan rasa.
Kata budaya berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu budhayah-buddhi
(budi/akal). Dalam bahasa Inggris culture, belanda cultur, bahasa
latin colera (mengolah, mengerjakan, mengembangkan tanah).
Kreatifitas,
seni serta kebudayaan saling berkaitan dan berhubungan. Walaupun kreativitas
bertolak belakang dengan kebudayaan, dalam proses penciptaan karya seni
kebudayaan dapat dijadikan sebagai ide/gagasan dalam berkreatifitas mewujudkan
karya. Terutama seniman di kalangan akademis seperti mahasiswa jurusan
seni, budaya dijadikan sebagai ide dalam perwujudan karya seni. Melalui budaya
seniman berkreatifitas akan melahirkan karya yang lebih tinggi nilainya. Karena
karya tersebut akan menggambarkan realitas sosial, tradisi, adat istiadat dan
sistem pemerintahan suatu daerah.
Berdasarkan
pendapat di atas menurut Herman Von Helmholtz (dalam Winardi dalam Bastomi
1990) proses kreasi melalui tiga tahapan, yaitu :
Pertama,
tahap saturation yaitu pengumpulan fakta-fakta, data-data serta
sensasi-sansasi yang digunakan oleh alam pikiran sebagai bahan landasan untuk
melahirkan ide-ide baru. Hal ini, semakin banyak pengalaman atau informasi yang
dimiliki oleh seniman mengenai masalah atau tema yang digarapnya semakin
memudahkan dan melancarkan dirinya dalam proses menciptakan karya seni.
Kedua,
tahap incubation yaitu tahap pengendapan. Semua data informasi serta
pengalaman-pengalaman yang telah terkumpul kemudian diolah dan diperkaya dengan
masukan-masukan dari alam prasadar seperti intuisi, di sinilah seniman
berimajinasi tinggi untuk mendapatkan karya yang baru.
Ketiga,
tahap illumination, merupakan tahap terakhir dalam kreasi, apabila
informasi dan pengalaman sudah lengkap, penyusunan sempurna. Maka tahap ini
mengekpresikan wujud karya seni yang diinginkan.
Jadi
proses kretifitas dalam melahirkan karya seni tidak selamanya harus melahirkan
sesuatu yang belum ada. Aka tetapi kreatifitas menuntut seniman menciptkan
sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Pada dasarnya karya seni berangkat dari
realitas sosial. Begitu juga dengan kreatifitas seniman dalam berkarya,
mewujudkan karya berangkat dari realita, lingkungan, budaya yang telah dialami
akan tetapi dalam kreasi yang baru. Kreasi yang baru merupakan proses kreatif
seniman dalam mencari ide dan mewujudkan karya seni.
Budaya
Sebagai Ide Kreatifitas Seniman Berkarya
Seni
sebagai ungkapan kreativitas manusia akan tumbuh dan hidup apabila masyarakat
masih memilihara dan mengembangkannya sampai lahirnya budaya baru dari kesenian
tersebut. Seni sebagi produk budaya yang selalu berhadapan dengan masyarakat,
karena kesenian selalu memberikan pesan atau amanat tentang kehidupan. Sehingga
karya seni yang diciptakan mampu berkomunikasi dengan penikmatnya.
Karya seni yang dapat berkomunikasi dengan penikmatnya adalah karya seni yang
memilki nilai mencakup keseluran kehidupan manusia. Hal tersebut terdapat pada
kebudayaan seperti dijelaskan di atas hubungan manusia dan kebudayaan. Kesenian
itu sendiri kreativitas manusia yang tidak pernah terlepas dari konteks budaya.
Jadi, proses kreatif dalam karya seni dalam konteks budaya akan lebih mudah
dinikmati oleh masyarakat dibandingkan dengan konteks lainnya.
Secara
psikologis ada sepuluh pendorong kreatifitas seniman dalam menciptakan karya
seni
- Naluri: merupakan dorongan dari
dalam diri individu untuk melalukan sesuatu. Seniman dalam dirinya
melahirkan kreasi-kreasi baru merupakan salah satu dari dorongan
nalurinya.
- Ego: yaitu suatua usaha untuk
melakukan suatu kegiatan sebab adanya dorongan dari naluri. Berusaha
dengan sekuat tenaga seorang seniman untuk mewujudkan karya yang sesuai
dengan konsep yang diingikan merupakan bagian dari dorongan ego terhadap
diri individu.
- Penguatan: yaitu suatu
pengokohan berupa dorongan yang kuat baik datangnya dari luar maupun dari
diri sendiri. Ketika seorag seniman berkarya, kemudian karyanya mendapat
pujian atau pemberian hadiah. Pujian dan hadiah tersebut akan memotivasi
seniman untuk mengulangi kegiatan itu lagi. Itulah yang dikatkan sebagai
penguat berdasarkan kebaiakan. Begitu juga sebaliknya, apabila mendapat
kritikan terhadapa karya. Seniman akan berusaha untuk untuk lebih baik
lagi dalam berkarya.
- Berpikir tidak biasa: merupkan
suatu pola pikir di luar kebiasaan. Cara berpikir tidak biasa memiliki
tiga karakteristik, yaitu : Fluency (Kelancaran mencari ide) Flexibility
(Kelenturan dalam proses) Originality ( menampilkan keaslian
karya) .
- Kecerdasan: merupakan kemampuan
untuk mengolah pikiran, emosional dan kecakapan. Seniman yang cerdas akan
berusaha melahirkan ide-ide yang lebih baik dan dapat diterima oleh orang
lain.
- Penemuan masalah: merupakan
kemampuan untuk memecahkan masalah dalam segala kesulitan. Kesulitan yang
biasanya dihadapi seniman adalah dalam proses perwujudan karya, seniman
yang kreatif tidak pernah buntu dengan ide-ide.
- Bakat: merupakan kemampuan
individu melakukan tugas atas dorongan dirinya. Orang yang berbakat akan
lebih mudah mendapat ide untuk melahirkan suatu karya.
- Proses berpikir kreatif:
merupakan suatua usaha seniman untuk menciptakan suatu ide dan karya yang
baru dan belum pernah ada yang serupa dengannya.
- Pengeraman tidak sadar: yaitu
kemampuan yang mendorong seniman untuk berkarya dalam keadaan di alam bawa
sadar.
- Pengeraman sadar : kemampuan yang
mendorong seniman untuk berkaraya dalam keadaan sadar.